Hujan Dalam Cahaya (Marah Adil & Cassandra Massardi): Merestui Orang Ketiga, Menanggung Luka Hati

 “Buat apa kita mempertahankan orang yang tidak mau berjuang? Bukankah seharusnya cinta itu saling berjuang?” -hal.87.

-o0o-

Seperti kebanyakan pecinta buku, novel berjudul Hujan Dalam Cahaya ini menggoda saya dengan ilustrasi cover yang cantik. Selain itu, blurb-nya juga menggoda saya. Hal yang membuat saya tak bisa menahan diri dari godaan si buku lantas terletak pada harganya. Obralnya gila, lebih murah dari sebungkus nasi padang dengan lauk ikan goreng. What? Yes! Murah sekali.

Lantas, setelah membaca kisah ini saya bisa mengatakan jika buku ini memang tipikal novel emak-emak penikmat sinetron. Drama dan agak membuat kesal. Sangat membuat kesal sepanjang membaca novel ini. Rasanya ingin jutekin suami sepanjang hari dan hilang kepercayaan sama para cewek muda berhijab. Kenapa?


Hujan Dalam Cahaya
Hujan dalam Cahaya
[Photo: Ulfa Khairina]


Patah Hati dan Titik Balik

Ini nggak bukan dan nggak lain karena Cahya, tokoh utama perempuan dalam novel Hujan Dalam Cahaya. Cahya adalah gadis yang tidak mendapat restu dari calon mertuanya. Padahal selama pacaran sudah menabung untuk membangun bisnis bersama dan menyiapkan tabungan untuk masa depan. Mereka sudah terlalu percaya diri akan mampu melewati masa sulit memperjuangkan restu. Nyatanya cinta itu kandas juga.

Patah hati kemudian membawanya ke sebuah pesantren. Dia belajar agama di sana untuk menenangkan dirinya. Sekaligus untuk memantaskan dirinya mendapatkan calon suami yang lebih baik, lebih berisi, dan lebih paham agama.

Fakta berkata lain, hidup harus berlanjut tapi itu nggak gratis. Cahya akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan. Dia masuk ke sebuah perusahaan pemasaran dan menemukan sebuah kekeliruan cara yang selama ini menurunkan omset pendapatkan perusahaan tersebut. Cahya datang dan berniat untuk mengubah cara kerja pemasaran. Dia diterima dan langsung dibawah pembinaan Aldi, manajer pemesaran yang sangat family man.

Kehadiran Cahya di kantor Aldi bukan cuma meningkatkan penjualan, tapi sekaligus menimbulkan kekacauan di hati Aldi. Di kantor, Cahya menjadi buah bibir karena dianggap ukhty genit. Soalnya dia rela berjoget dan tampil genit demi meningkatkan penonton dan FYP di Tiktok. Sebagai seseorang yang paham digital marketing, Cahya ‘melupakan’ aturan dalam bersikap di media sosial.

Saat dia mencoba menenangkan diri di mall, Cahya bertemu dengan seorang anak dan ibunya yang tak sengaja menumpahkan es krim. Keduanya malah akrab. Di lain waktu, Aldi memperkenalkan mereka (Ratih dan Bintang) pada Cahya. Ternyata mereka sudah saling kenal.

Ratih dan Bintang meminta Cahya untuk menjadi guru ngaji untuk Bintang. Cahya jadi rajin datang ke rumah Aldi untuk menjadi guru ngajinya. Sikap Aldi terhadap Cahya menimbulkan kecurigaan dan cemburu pada Ratih. Apalagi Binyang yang sangat akrab dengan Cahya, itu juga menjadi pemicu keributan antara Ratih dan Aldi.

Akhirnya Aldi tidak tahan memendam. Dia meminta izin pada Ratih untuk menikahi Cahya. Dia juga mengajak Cahya menikah dengan segala bentuk cara untuk meyakinkan kalau dia mampu berlaku adil. Aldi bahkan mengambil tabungan 150 juta mereka tanpa memberi tahu Ratih untuk investasi di saham. Dia yakin bisa menjamin hidup kedua istri dan anaknya dengan layak dengan saham.

Setelahmenikah masalah semakin banyak muncul. Aldi ternyata nggak bisa adil. Ratih terus bersedih dan kecemburuannya meningkat. Bintang juga tiba-tiba jatuh sakit. Lebih parah lagi, Aldi lupa memantau perkembangan saham yang membuatnya bangkrut parah.

Cahya memutuskan mundur dari kehidupan Ratih dan Aldi. Mereka bercerai. Aldi kembali pada Ratih meski luka di hatinya masih sulit disembuhkan. Akan tetapi, Aldi yakin dia bisa memulai memperbaiki apa yang sudah dia rusakkan.

Pelakor Syariah Bernama Cahya

Saat membaca novel Hujan Dalam Cahaya, akun Tik Tok saya selalu muncul seorang konsultan pernikahan yang membahas soal pelakor syariah. Merujuk dari cara Cahya hadir dalam rumah tangga Aldi persis seperti ciri pelakor syariah yang kerap muncul di Tik Tok itu. Saya agak kaget karena ternyata di lingkungan kita juga banyak yang Cahya dalam berbagai wujud. Kita sadari atau tidak.


rekan kerja
Ilustrasi bos dan sekretaris di kantor
[Photo: iStock/Hispanolistic]

Dari Hujan Dalam Cahaya juga membuktikan bahwa bukan cuma cewek seksi berbaju tali satu yang menggoda lelaki. Perempuan berkerudung juga bisa. Perselingkuhan atau perebutan suami ini terjadi tergantung bagaimana si lelaki atau perempuan menanggapi godaan.

Lelaki tergoda pasti, tapi setelah tergoda bagaimana dengan si perempuan? Menerima atau menolak? Nah, di novel ini saya berharap banget Cahya akan menolak cinta Aldi. Faktanya dia malah ingin mencoba dan yakin akan bisa melewati hidup semanis madu-madu di dracin yang disapa dengan jie jie (kakak)  mei mei (adik).

Ratih yang Tertatih Mempertahankan Rumah Tangga

Dari awal kemunculannya, Ratih ini sudah terlihat sebagai istri penurut yang sangat mempertahankan teritori cintanya. Baik itu terhadap Bintang ataupun untuk Aldi. Setiap langkah yang diambilnya menunjukkan bagaimana dia sangat berhati-hati untuk menjaga kualitas rumah tangganya. Satu kesalahan fatalnya adalah membuka pertemanan dan peluang untuk Cahya masuk. Itu pun karena ketidaktahuannya.

Di mata Ratih, Cahya yang alim tidak akan memiliki potensi untuk menjadi pelakor. Tentu saja nggak, dia kan cuma guru ngaji anaknya. Bawahan suaminya di kantor. Berkerudung pula. Tidak ada lebih-lebihnya lah. Namun Ratih nggak menyangka saja kalau itu bakalan terjadi di keluarganya.

Saat Ratih tertatih mempertahankan rumah tangganya, mencari ridha Allah melalui kebahagiaan suaminya memperistri Cahya. Sebenarnya di sanalah awal mula petaka yang sebenarnya tidak diinginkan oleh ketiganya. Ratih semakin pencemburu. Ada saja yang membuatnya cemburu. Mulai dari perhatian Bintang yang lebih banyak pada Cahya sampai waktu Aldi yang lebih banyak perhatian kepada Cahya.

Setelah menikah mereka sudah sepakat akan membagi waktu antara tinggal bersama Cahya dan Ratih. Akan tetapi, seringkali waktu yang seharusnya dihabiskan bersama Ratih malah berpapasan dengan waktu dinas luar. Kebetulan lagi itu dilewatkan dengan Cahya, sehingga kesannya Aldi dan Cahya sengaja berkomplot untuk menghabiskan waktu berdua.

Kecemburuan Ratih semakin menjadi. Namun saat Ratih mencoba tidak ikut campur meski sakit hati, malah kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Anaknya demam tinggi dan harus masuk rumah sakit. Akhirnya Ratih kembali mengganggu mereka lagi.

Senyum Ibu Adalah Bahagia Anak

Sedekat apapun anak dengan ibu tirinya, tetap senyum ibu kandung adalah kebahagiaan bagi anak. Itulah kejujuran Bintang yang disembunyikan oleh Bintang selama ini. meskipun dia dekat dan bahagia bersama Cahya, dia cukup kepikiran karena terus melihat ibu kandungnya yang tak lagi mudah tersenyum. Ratih lebih banyak melihat ibunya menangis daripada tersenyum.

Saat mengobrol dengan Bintang, Cahya bertanya apa yang membuat Bintang bisa tersenyum kembali. Akhirnya Bintang mengatakan ingin melihat Ratih tersenyum lagi seperti dulu. Seperti sebelum Cahya masuk di antara mereka. Pernyataan Bintang seperti belati yang menusuk jantung Cahya. Dia lantas sadar bahwa kehadirannya memang merusak rumah tangga Aldi dan Ratih juga merebut kebahagiaan Bintang.

Atas dasar pengakuan Bintang, Cahya membuat keputusan untuk mundur dan kehidupan mereka. Dia memutuskan untuk bercerai. Aldi mengabulkan dengan menalak satu istrinya demi Bintang dan Ratih. Sayangnya, Bintang juga nggak bertahan lama. Saat menghapal surat Arrahman, dia mengembuskan napas terakhir.

Pelajaran Moral Tentang Berlaku Adil

Meski ini novel tergolong untuk bacaan emak-emak, tapi novel ini memang layaknya dibaca oleh kaum lelaki juga. Sudah sepantasnya lelaki juga tahu apa yang dirasakan oleh wanita dengan apa yang dirasakan saat memutuskan untuk menikah lagi.

Hujan dalam Cahaya mengungkap pelajaran moral tentang berlaku adil. Tidak ada lelaki yang mampu berlaku adil dalam urusan hati. Pada akhirnya lelaki hanya menanam rasa saling menyakiti antara satu wanita dengan wanita lainnya. Itu pula yang terjadi antara Ratih dan Cahya serta adil.


berlaku adil
Ilustrasi suami istri
[Photo: Pexels/Monstera]

Adil secara materi pun tidak sesederhana yang terlihat. Memang ketika memikirkan cukup secara finansial, maka akan cukup. Namun semuanya tidak sesederhana itu. Aldi membuktikan kalau dia mampu secara materi, tapi setelah menikah dia juga merasakan kesulitan finansial yang berat.

Tidak Ada yang Sempurna

Kesimpulan yang saya dapatkan setelah membaca Hujan Dalam Cahaya hanya dalam satu kalimat. Tidak ada yang sempurna. Sebagai lelaki yang tergolong alim, Aldi membuktikan dia bukan lelaki yang sempurna. Meski dia mampu menolak dan tidak tergoda dengan perempuan seksi, tapi dia bisa tergoda dengan Cahya.

Aldi bisa menyakiti hati seorang istri yang menemaninya berjuang dari nol meskipun tanpa bermaksud. Dia mengedepankan keinginan pribadinya, tanpa mendengarkan seluruh masukan dari Ratih. Dia hanya melihat orang yang selama ini sukses melakukan poligami tanpa berniat untuk melihat apa yang tidak terlihat.

Posting Komentar

0 Komentar