Hallowww Bestie study and travel!
Bagaimana ibadahmu, masih kuat? Harus, dong!
Bagaimana puasa di tempatmu? Hari pertama puasa di
Aceh sangat menguji iman. Bagaimana tidak? Panas kota Banda Aceh dan seputaran
Aceh Besar mencapai 37 derjat di hari pertama puasa. Puanasnya pol! Baru keluar
rumah sebentar ba’da Zuhur untuk berbelanja, pulangnya langsung migren. Sorenya
masih panas, tapi yang ngabuburit juga tidak terhingga. Apalagi takjil yang
berjajar rapi sepanjang jalan, hmm... sangat menggoda untuk dibawa pulang.
[Photo: Pexels] |
Kondisi cuaca seperti ini, sangat rentan terhadap
kesehatan ya, Bestie. Bagaimanapun tubuh kita sedang melakukan penyesuaian
dengan pola makan dan istirahat yang baru. Etapi, bukan berarti bisa dijadikan
alasan untuk bermalas-malasan selama berpuasa dengan alasan lemas, lunglai,
lesu, atau apapun jenisnya. Ibadah harus lancar, aktivitas juga tetap berjalan
sebagaimana biasanya.
Bagi yang puasa tahun ini kuliahnya nggak libur,
harus pintar-pintar juga menjaga kesehatan dan mengatur waktu agar tetap fit
dan fokus. Lantas, bagaimana caranya menjaga kesehatan tubuh saat Ramadan? Ada,
kok, ada.
Hindari
Makanan Pedas
Sebagai warga negara Indonesia, makan dengan
citarasa pedas sepertinya sulit dipisahkan dari kehidupan. Meski begitu,
sebaiknya makanan pedas harus dihindari selama berpuasa. Seperti yang dilansir
dari Halodoc, mengonsumsi makanan pedas saat puasa akan memberikan beberapa
dampak yang tidak baik bagi tubuh. Pertama, refluks asam lambung yang merupakan
sensasi munculnya rasa terbakar di dada akibat
asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini biasa dialami oleh
seseorang yang mengonsumsi makanan pedas saat perut kosong.
Kedua, grastitis akut, yaitu penyakit pada lambung
yang terjadi karena adanya peradangan pada dinding lambung. Untuk melindungi
dinding lambung dari kerusakan yang disebabkan oleh asam lambung, dinding
lambung dilapisi oleh lendiri yang tebal. Kalau dinding lapisan tersebut rusak,
dinding lambung rentan mengalami peradangan.
Ketiga, memperparah gejala sakit maag. Apalagi jika
maag disertai dengan muntah, sulit menelan, nyeri ulu hati, serta penurunan
berat badan. Ini sudah pada tahapan gejala parah, Bestie.
Perbanyak
Makan Buah
Menurut
Hellosehat, mengonsumsi buah-buahan saat berpuasa dapat membantu mengembalikan
cairan, energi, serta elektrolit tubuh yang hilang. Hal ini karena buah-buahan
merupakan sumber baik dari air, glukosa, vitamin, dan mineral. Meskipun di
beberapa kota harga buah lumayan bersaing dengan harga beras, tetapi kita bisa
memilih buah yang sesuai dengan kantong, kok. Tidak perlu memilih buah yang
mahal, tapi selalu sediakan buah selama berpuasa.
[Photo: Pexels] |
Hindari
Cemilan Tinggi Garam
Meskipun tinggal di daerah dengan ciri khas
makanan dengan citarasa asin, selama berpuasa juga harus dihindari, bestie. Terutama
saat sahur, makanan atau cemilan tinggi garam bukan pilihan yang tepat. Makanan
dengan kadar garam tinggi dapat membuat rasa haus di siang hari.
Bagi anak kos yang suka sahur dengan mie instant,
makanan olahan keripik, atau makanan kaleng, ini bukan lagi menu praktis untuk
sahur. Jenis-jenis makanan tersebut adalah makanan dengan tinggi garam yang
membuat puasa tidak lancar.
Cukupi
Air Putih
Meski seharian menahan haus dan tidak minum air
putih, ada caranya memenuhi kebutuhan tubuh terhadap air putih selama puasa. Ternyata
formula 2-4-2 sangat efektif untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Penuhi 2
gelas air saat berbuka puasa, 4 gelas air saat makan malam, dan 2 gelas air
saat makan sahur. Minum air putih sebelum dan sesudah makan bisa membantu
melancarkan proses pencernaan makanan. Kebutuhan air putih untuk tubuh juga
terpenuhi dengan baik. usahakan tidak ngeborong air putih di saat sahur kalau
tidak mau melewati drama terpipis-pipis di pagi hari ya, Bestie.
Jangan
Tidur Setelah Subuh
Selain bisa menyebabkan kesiangan dan kuliah
keteteran, tidur setelah Subuh di bulan Ramadan juga ada penjelasannya secara
syar’i. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, tidur setelah Subuh itu hukumnya
makruh. Waktu di antara shalat Subuh hingga terbitnya matahari adalah waktu
yang sangat berharga.
Untuk pelajar dan mahasiswa bisa memanfaatkan
waktu ini untuk menyelesaikan tugas yang belum tuntas. Bisa digunakan untuk
menghapal Alqur’an. Kalau suka menulis, ini juga waktu yang luar biasa untuk memantik otak.
Olah
Raga Bersepeda
Memang, sih, olah raga bukan hanya bersepeda. Akan
tetapi, bersepeda juga memiliki manfaat selain mudah dilakukan, terutama di
pagi hari. Bersepeda bisa menjadi moda transportasi ke kampus. Bukan saja hemat
bahan bakar, bersepeda juga membakar lemak. Manfaat lain dari bersepeda dapat
meningkatkan kemampuan otak, mengurangi risiko penyakit jantung, baik untuk
pernapasan, dan meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Segampang itu menjaga kesehatan tubuh saat puasa,
ya. Sayangnya, meski gampang sangat sulit dipraktikkan. Apalagi yang tidak
sehat lebih manis dan gurih untuk dinikmati. Godaan kasur di pagi hari juga sangat
menjanjikan untuk tubuh, tapi bukan berarti bisa tidur sepanjang hari selama
berpuasa meski tidurnya orang puasa bernilai ibadah.
[Photo: Pexels/Kha Ruxur] |
Ada hadits yang mengatakan, “tidurnya orang puasa ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya
dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR. Baihaqi).
Dalam hadits tersebut yang disebut ibadah bukan
hanya tidur. Ada aspek-aspek lain juga yang harus diperhartikan selama
berpuasa. Justru bermalas-malasan dengan tidur juga dilarang dalam berpuasa.
Penjelasan tidur bernilai ibadah ada penjelasan
dari Imam Al-Ghazali, “sebagian dari tata
krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang
merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati
akan menjadi jernih. (Ihya ‘Ulumid Din, juz 1, hal. 246).
Tidur saat puasa bernilai ibadah jika dilakukan
untuk tujuan agar semangat melanjutkan aktivitas dan ibadah. Tidur juga
bernilai ibadah jika menyelamatkan untuk tidak mencampuri ibadah puasa dengan
kegiatan maksiat. Nah, dari pada tujuan tidur untuk bermalas-malasan lebih baik
melakukan sesuatu yang bermanfaat.
0 Komentar