Under The Kitchen Table, Cinta Bersemi Kembali Di Dapur

 Under The Kitchen Table merupakan buku ketiga dari Desy Miladiana yang saya baca. Setelah Dirty Friendzone dan Behind The Scene, pilihan membaca Under The Kitchen Table adalah pilihan tepat. Nggak nyesal juga ikutan pre-order di lapak orens.

Under The Kitchen Table bercerita tentang Sadewa Hartanto atau lebih dikenal dengan Chef Dewa adalah celebrity chef yang dikenal garang di program TV bertajuk Holy Kitchen. Membayangkan deskripsi dan kalimat yang dilontarkan oleh Chef Dewa ke media, saya langsung membayangkan cast Chef Juna. Tampangnya oke, berkarakter hangat, dan juga seorang celebrity chef.

[Photo: Pexels]

Chef Dewa berlibur ke Bali karena memergoki istrinya selingkuh dan melakukan hal yang tidak ingin dia lihat di dapur penthouse mereka. Nyatanya, begitu dia ke Bali dan pulang ke Sutar malah mendapatkan kenyataan lain.

Dia bertemu dengan Arkadewi Wijaya, sahabat adiknya. Dewi bekerja sebagai head chef di Bali’s Belly. Selain bekerja di resturan keluarga Dewa, Dewi juga tinggal di vila keluarga Dewa. Fakta lain yang mengejutkan adalah Dewi baru bercerai dengan satu anak yang amat menggemaskan.

Jiwa family man Dewa meronta, ditambah lagi dengan perasaan masa remaja Dewi yang muncul kembali terhadap Dewi. Akhirnya kedekatan Dewa Dewi heboh di dunia hiburan, masuk ke dunia pergosipan, dan membuat Trana dan mantan suami Dewi kesal. Bukan itu saja, netizen malah beranggapa bahwa Dewa yang selingkuh dari istrinya.

Dewa berjanji akan menyelesaikan masalah dengan istrinya, apalagi setelah mengetahui perasaan Dewi terhadapnya. Dulu dia juga pernah memiliki perasaan yang sama. Waktu satu tahun yang diberikan oleh Dewi akan digunakan oleh Dewa untuk menyelesaikan perceraiannya dan menjemput Dewi sebagai pasangannya. Namun, belum satu tahun Dewa malah mengambil keputusan sendiri dengan cara meyakiti perasaan Dewi.

Imajinasi pembaca sebagai tempat nge-date Dewa Dewi.
[Photo: Pexels]

Sikap Chef Dewa benar-benar ala dracin yang bikin bucin. Mencintai dan menyelamatkan orang yang dicintai dengan menyakitinya. Padahal Dewa punya rencana dengan Upi untuk menyelesaikan masalah pernikahan Dewa dengan jebakan cantik.

Meskipun memberi waktu satu tahun untuk Dewa, selama tiga tahun Dewi juga tidak move on. Patah hati, tapi tetap menunggu. Bagian ini plot twist banget, sampai bertanya-tanya bagaimana nasib Dewa Dewi. Dewi rujuk dengan mantan suaminya atau malah setia untuk Dewa yang sudah membuatnya patah hati.

Under The Kitchen Table tidak menampilkan banyak tokoh. Nama-nama tokohnya juga gampang diingat dengan karakter yang dibuat sederhana, umum, tapi nggak pasaran. Khas banget karakter di dunia hiburan yang glamor menghebohkan. Jumlah tokoh yang menimal ini membuat pembaca Under The Kitchen Table mudah fokus dengan jalan cerita dan konflik yang dibangun oleh penulis.

Di antara semua tokoh, sosok Upi adalah yang paling menggemaskan dan memorable.  Setiap dialognya mengundang tawa. Meski dia ‘agak-agak ke kiri’ tetapi apa yang disampaikan oleh Upi banyak benarnya. Sejenis nasehat romansa yang tidak bisa dielakkan. Padahal mangsa dia berbeda jauh dengan lelaki normal kebanyakan.

[Photo: IG/Oliverial)

Hal lain yang membuat Under The Kitchen Table enak dibaca dan menjadi poin kelebihan adalah kerapian. Saya tidak menemukan typo di novel ini. Benar-benar terbitan Gramedia yang memuaskan. Namun ada kekurangan yang menurut saya seperti drakor kebanyakan. Ending yang melompat lumayan jauh alias terkesan dipaksakan. Padahal sebagai pembaca tentu penasaran dengan proses yang dilalui oleh Dewa Dewi. Karena bagian ‘terberat’ dari hidup keduanya justru terputus di sini.

Overall, Under The Kitchen Table punya nilai moral yang cukup mengena tentang kekuatan cinta. Seperti kalimat yang disampaikan Dewi kepada Dewa berikut, “algoritma hati itu sangat berbeda dengan algoritma otak. Kalau sudah jatuh cint, segala tipe yang sudah kita patenkan di dalam kepala mendadak hilang. Makanya banyak orang bilang kalau cinta itu nggak perlu dipikirkan, tapi dirasakan.”

Posting Komentar

0 Komentar