The Blue Whisper, Takdir Cinta Pangeran Duyung dan Rubah Ekor Sembilan

 Bukan sekali dua kali Ren Jia Lun (Allen Ren) berhasil memerankan sosok lelaki dingin dalam balutan kostum kuno. The Blue Whisper adalah drama yang diperankan oleh Ren Jialun dengan karakter yang sama. Akan tetapi, tema dan genre roman fantasi kali ini jauh lebih menguras emosi penonton Ren Jialun. Apalagi Ren Jialun dipasangkan dengan si cantik Dilraba Dilmurat.

The Blue Whisper dibagi dalam dua bagian, bagian pertama masa-masa ketika Chang Yi (Ren Jialun) bertemu dan jatuh cinta pada Ji Yunhe (Dilraba Dilmurat). Bagian kedua lebih banyak menceritakan kebencian dan cinta yang bersarang di hati Chang Yi dan masa pemulihan perasaan keduanya setelah Ji Yunhe terlahir kembali sebagai rubah berekor sembilan. Untuk urusan roman fantasi, Li Jing Ling (screenwriter) dan Chui Yui Bun (sutradara) menyihir The Blue Whisper sebagai drama yang menawan penonton untuk nonton maraton.

The Blue Whisper
[Photo: Search By Google]

Berkisah tentang Ji Yunhe, seorang penjaga lembah bunga yang cerdas, cantik, dan pintar memikat serta menaklukkan setiap orang. Dia merindukan kebebasan, keluar dari lembah bunga dan tidak diatur oleh siapapun. Untuk mewujudkan niatnya, banyak sekali tantangan yang harus dia selesaikan. Salah satunya adalah bersaing dengan Lin Haoqing (Xiao Sun Yao) untuk merebutkan posisi terbaik menggantikan ayah Lin Haoqing, yaitu Lin Cang Lan. Salah satunya menerima tantangan dari Peri Shunde yang menginginkan Chang Yi menjadi pelayannya.

Ji Yunhe mengambil peran untuk membuat Chang Yi berbicara layaknya manusia. Dia mengobati luka Chang Yi dan membuat tipuan seolah-olah dia jatuh cinta pada ikan duyung dari pedalaman Laut Cina Timur tersebut. Siapa yang menyangka kalau Chang Yi yang sangat polos ternyata percaya dan jatuh cinta pada Ji Yunhe. Ji Yunhe pun baru menyadari jika dia juga jatuh cinta pada si ikan ekor besar ini saat dia berkoalisi denga Xue Sanyue (Fan Zhen), seorang pemburu iblis dari lembah bunga. Perempuan yang selalu sendirian dan jatuh cinta pada pangeran kucing Gunung Luwu, Li Shu (Ci Sha).

Dalam aksi mewujudkan kebebasan dan menyelamatkan duyung agar tidak jautuh ke tangan Ru Ling (Peri Shunde), dia harus menyingkirkan Si Yu (Chen Guan Hong), pelayan Lin Haoqing. Namun, masalah demi masalah muncul dengan berbagai macam trik dan tipuan. Termasuk rasa benci dan cinta Lin Haoqing terhadap Ji Yunhe. Satu sisi dia ingin melenyapkan Ji Yunhe yang dianggap sebagai saingan terberat. Di sisi lain, dia ingin Ji Yunhe tetap hidup karena dia adalah kebahagiaannya.

Keputusan Chang Yi menyelamatkan Ji Yunhe dengan memotong ekornya dan dan memutuskan untuk menjadi pelayan Peri Shunde juga pukulan untuk Ji Yunhe. Dia tidak ingin menambah masalah untuk Chang Yi karena dia juga didiagnosa akan segera mati karena tanda beku di tengkuk. Tanda ini dimiliki oleh semua penghuni lembah bunga yang dikontrol langsung oleh Ning Qing, tuan rumah abadi. Jadi, Ji Yunhe membuat kebohongan baru setelah membuat Chang Yi bahagia. Dia menusuk Chang Yi dan mendorong duyung itu dari tebing untuk menyelamatkan Chang Yi. Dia mengorbankan diri dan dibawa ke penjara Cong Ji oleh Ning Qing.

Malam kebahagiaan terakhir saat Ji Yunhe mengajak Chang Yi melihat dunia.
[Photo: Search By Google]

Saat menyadari Ji Yunhe memiliki dua detak nadi dan berkepribadian sangat unik, Ning Qing memutuskan tidak membunuh Ji Yunhe. Dia juga merahasiakan keberadaan Ji Yunhe di penjara Cong Ji dari Ru Ling. Ini justru membuat peri manja tersebut marah dan memberi siksaan kepada Ji Yunhe. Sementara itu Chang Yi ditemukan oleh Kong Ming, murid tuan abadi yang berkhianat dan berniat untuk melawan rumah tuan abadi.

Dia mengajak Chang Yi berkoalisi dan mengajak serta kerajaan rubah di Jurang Utara. Namun setelah mengetahui Ji Yunhe di penjara Cong Ji, dia menyelematkan Ji Yunhe, melempar Peri Shunde ke dalam api hingga wajahnya rusak. Ji Yunhe dikurung dan diasingkan untuk pembalasan dendam Chang Yi. Dia tidak mau Ji Yunhe mati, tapi juga tidak mau memberi kebebasan untuk Ji Yunhe.

Lama kelamaan hati Chang Yi melunak. Apalagi setelah Ratu Funik Biru yang merupakan ibu Li Shu beberapa kali bertemu dengan Chang Yi. Chang Yi tidak lagi mengurung Ji Yunhe. Dia membebaskan teman-teman Ji Yunhe mengunjunginya. Namun usia Ji Yunhe tidak lama. Saat pergelakan di Jurang Utara, Ji Yunhe mengorbankan dirinya untuk melawan pasukan Rumah Tuan Abadi dan merenggut nyawanya.

Lin Haoqing yang sebelumnya bersekongkol dengan Peri Shunde untuk membunuh Ji Yunhe tampak biasa saja saat saudara angkatnya mati. Ternyata dia sudah memiliki rencana lain. Dia berhasil melakukan penelitian pada Ji Yunhe. Jika Ji Yunhe mati, maka Ji Yunhe akan hidup kembali dengan nadi satunya sebagai rubah berekor sembilan.

Selama proses tumbuh kembang Ji Yunhe dari anak-anak sampai dewasa, Lin Haoqing menyembunyikannya di lembah bunga. Selama itu pula dia hidup bahagia melihat Ji Yunhe tanpa beban. Sayangnya, Ji Yunhe masih sering memimpikan masa lalu bersama Chang Yi dan penderitaannya di lembah bunga. Dia juga masih memiliki keinginan untuk keluar melihat dunia tanpa terikat di lembah bunga.

Chang Yi mengurung Ji Yunhe sebagai bentuk balas dendam.
[Photo: Search By Google]

Kekhawatiran Lin Haoqing terjadi. Sekuat apapun dia menyembunyikan Ji Yunhe, takdir cinta Ji Yunhe dengan Chang Yi tetap bersama. Mereka bertemu kembali meski hanya sedikit sisa ingatan Ji Yunhe tentang Chag Yi. Di saat Ji Yunhe mulai menemukan ingatannya, saat itu pula nyawa Chang Yi tidak bisa diselamatkan karena menggunakan darahnya untuk menciptakan pedang spiritual saat melawan arwah jahat yang menguasai Ning Qing.

Visualisasi tempat dalam The Blue Whisper sangat indah. Terutama bagian lembah bunga dan Jurang Utara. Dua musim yang berdekatan seperti bersatu dalam dua sisi berdampingan, musim semi dan dingin. Hamparan bunga-bunga dan salju putih yang beterbangan memberi gambaran yang berbeda tentang dua tempat imajinasi penulisnya. Tidak heran jika novel berjudul Yu Jiao Ji yang ditulis oleh Jiu Lu Fei Xiang ini diadaptasi sebagai drama.

Soundtrack drama ini juga sangat menyentuh dan membuat pendengarnya baper. Terutama lagu yang berjudul  Fish Lead Up yang dinyanyikan oleh Sa Ding Ding dan As You Wish yang dinyanyikan oleh Mao Buyi. Sa Ding Ding juga menyanyikan As You Wish versi sangat sedih. Kedua lagu ini cukup sering muncul pada scene yang menyentil hati. Sayangnya Ren Jialun tidak ikut mengisi soundtrack di drama ini. Padahal sudah bukan rahasia lagi jika Ren Jialun juga bersuara indah.

Kekuatan karakter yang diperankan oleh tiap bintang cukup maksimal. Dilraba Dilmurat dan Ren Jialun memiliki kekuatan chemistry yang seimbang. Ketika mereka berbahagia, Dilraba Dilmurat menunjukkan dominasinya yang kuat terhadap Ren Jialun yang memerankan duyung polos dan dianggap bodoh. Saat Cheng Yi marah dan diselimuti dendam, Ren Jialun kembali menjadi sosok dengan karakter yang umumnya diperankan pada drama kebanyakan. Dingin, cerdas, dan mendominasi.

Dilraba Dilmurat dan Ren Jialun memiliki chemistry yang kuat.
[Photo: Search By Google]

Kisah cinta antara tiap tokoh yang dijadikan cerita pendukung tidak terlalu berpengaruh pada jalan cerita. Hanya hubungan konflik antar tokoh yang membuat cerita ini terasa tragis konfliknya. Yah, namanya juga cerita fantasi siluman.

Dalam drama The Blue Whisper, Dilraba Dilmurat dapat memerankan perempuan sekarat dan menderita karena cinta sekaligus. Dia juga bisa menunjukkan dirinya sebagai perempuan yang ceria dan dingin di waktu yang sama. Tidak heran jika Dilraba Dilmurat cukup dielukan di dunia hiburan China.

Drama ini bisa ditonton di kanal YouTube Huace Croton TV Indonesia. Kedua bagian tersedia dalam subtitle Bahasa Indonesia dengan masing-masing episode berdurasi tayang 45 menitan. Namanya nonton gratisan, Sesekali teksnya hilang atau terjemahannya agak aneh. Alangkah bagus jika bisa menikmati drama ini dengan kemampuan berbahasa mandarin sedikit. Feel yang didapat sangat berbeda dibandingkan dengan bergantung pada teks.

The Blue Whisper adalah drama fantasi wuxia yang cukup menjanjikan secara ending. Tidak ada tokoh baik dan jahat, semuanya abu-abu. Penonton yang dapat mengelompokkan mereka berada di pihak mana. Sebagai penonton dan fans Ren Jialun, saya cukup puas bertemu Ci Sha di drama ini sebagai tokoh pendukung. Sebelumnya Ci Sha juga juga dipertemukan dengan Ren Jialun di drama Forever And Ever dengan perannya sebagai pengacara.

Pertarungan yang terjadi pun terlihat natural dan seru. Efek-efek visual yang diciptakan sangat detil dan rapi. Bukan sekedar efek warna bercahaya saat pelepasan mantra, pertarungan yang terjadi dengan berbagai gerakan perpindahan di udara juga sangat memukau.

The Blue Whisper adalah drama dengan efek visual yang baik.
[Photo: Search By Google]

Meskipun bukan fans Dilraba Dilmurat, perannya sebagai Ji Yunhe cukup mendominasi. Sehingga mendorong Ren Jialun berada selangkah di belakangnya. Peran keduanya bisa dikatakan cukup seimbang. Dilraba Dilmurat mendominasi di bagian pertama, sedangkan Ren Jialun di bagian kedua.

Rating yang ditampilkan pada website mydramalist cukup menjanjikan. Delapan koma lima stars cukup baik untuk popularitas Ren Jialun yang sedang bersinar dalam tiga tahun belakangan. Apalagi disandingkan dengan Dilraba Dilmurat yang masih sangat populer sebagai aktris papan atas di China dan untuk penggemar dunia.

Soal ending, seperti kebanyakan drama China lainnya. Ada ending di balik ending. Akhir yang manis ternyata belum tentu seperti yang dipikirkan penonton. Begitupun dengan drama ini, takdir benar-benar mempermainkan cinta Ji Yunhe dan Chang Yi. Namun, semua diserahkan kepada penonton. Apakah Ji Yunhe dan Chang Yi bisa hidup sebagai manusia abadi setelah berbagai masalah yang mereka lewati bersama. Kalau mengintip spoiler, tentu saja kalian tahu jawabannya.

Satu lagi yang mengesankan dari drama ini. Original soundtrack (OST) yang terus menerus dimunculkan pada bagian baper terus menerus menempel di kepala. Terngiang-ngiang sampai beberapa hari. The Blue Whisper memang berhasil membisikkan mantra dari lembah bunga, laut timur, dan jurang utara di benak penontonnya.

Oh, ya, drama ini dibagi dalam dua bagian dengan alur yang berbeda, ya. Bagian pertama merupakan alur mundur, dimulai ketika Chang Yi mengurung Ji Yunhe dan gadis itu mencoba kabur. Dia menangkap kembali Ji Yunhe dan membawa ke rumah tempat Ji Yunhe dikurung. Dari sana awal kisah Chang Yi sangat merah kepada Ji Yunhe dimulai. Pada bagian kedua, alurnya sudah maju. Di bagian ini kisahnya bercerita tentang tarik ulur perasaan Chang Yi dan Ji Yunhe selama pengasingan, kematian, dan keikhlasan dalam membuat pilihan.

Ada satu quote yang mewakili kisah mereka dan terfokus pada Chang Yi, “dimana hatimu berada, di sanalah rumahmu berada.” Kutipan ini juga menjadi ending kisah Chang Yi dan Ji Yunhe.

Posting Komentar

0 Komentar