Berbukalah dengan yang manis-manis. Kalimat ini sudah terdengar dari zaman saya masih anak-anak sampai saya memiliki anak. Berbuka dengan yang manis identik dengan kurma atau teh manis.
Zaman saya kecil dulu, kurma hanya
banyak ditemukan di bulan Ramadhan. Belum ada istilah kurma premium atau
sejenisnya. Malahan kalau menemukan kurma dalam kemasan kotak bagus di meja
makan, ini suatu kemewahan selama bulan puasa. Biasanya kami akan menikmati
kurma curah yang dijual kiloan. Selain rasanya terlalu manis, terkadang masih
ada daun-daun kering yang melekat di kulit kurma. Ada juga yang berpasir.
Kurma yang dijual sekarang jauh
lebih bersih dan kemasannya lebih steril untuk dinikmati. Harganya juga tidak
semahal ketika saya kecil dulu. Pilihannya juga lebih banyak. Di antara semua
jenis kurma, saya paling suka kurma Tunisia, tapi paling mudah mendapatkan
kurma sukari.
[Photo: Pexels] |
Belakangan olahan kurma juga banyak
diperkenalkan di media sosial oleh para pencipta konten. Sebagai pengguna
media, kita cukup menyesuaikan saja sesuai dengan selera. Pada dasarnya, semua
olahan kurma memang baik untuk memenuhi asupan gula dalam tubuh selama
berpuasa.
Di antara semua olahan kurma, jus
kurma adalah menu favorit selama bulan puasa. Selama bulan Ramadhan bisa
menghabiskan berkilo-kilo kurma hanya untuk membuat jus. Caranya pun mudah
sekali.
Selain jus kurma, ada juga berbagai
minuman soothie lain yang menjadi
pilihan. Manisnya dikurangi, tapi kesimbangan gizinya dilengkapi. Sesekali saya
juga membuat minuman yang nggak sehat-sehat banget, tapi lumayan sekali untuk
berbuga. Cappucino cincau salah satunya.
By
the way, berikut
ini menu paling praktis untuk berbuka yang menjadi andalan saya selama bulan
puasa. Siapa tahu jadi favorit kamu juga selama bulan Ramadhan, ya.
Jus
Kurma ala Fafa
Bahan:
·
9
butir kurma
·
250
ml susu UHT
·
Air
matang
Cara Membuat
·
Rendam
kurma dalam air matang selama 8 (delapan) jam
·
Masukkan
susu UHT dan kurma beserta air rendamannya ke dalam blender. Blender.
·
Masukkan
ke dalam gelas, simpan dalam kulkas
·
Keluarkan
menjelang berbuka dan nikmati selagi segar-segarnya.
Secara pribadi, jus kurma ini
memiliki filosofis tersendiri bagi saya. Ini berkaitan sekali dengan pengalaman
ketika berpuasa di Beijing tahun 2015 dan 2016 silam. Waktu itu musim panas,
waktu berpuasa selama 19 hingga 20 jam. Lama banget, kan?
Waktu itu saya tidak tahu jika benda
berbentuk bundar dan coklat kemerahan adalah buah kurma kering. Saya sering
melihat anak-anak lokal memasukkan benda itu ke dalam botol minumannya sebagai paoshui (infused water). Sadisnya saya malah menyebutnya minuman sampah. Karena
begitu banyak hal disatukan dalam botol minuman seperti sisa makanan di dapur
restoran.
Sampai satu hari, seorang teman mengantarkan sebotol minuman berisi air nabeez (rendaman kurma) menjelang berbuka puasa. Dia berkata, “keep this bottle till sahur.” Dia juga mengatakan khasiat rendama kurma untuk berpuasa. Selama berpuasa, dianjurkan untuk meminum air rendaman kurma untuk memberi energi.
Setelah mencoba dan terus merasakan khasiatnya. Saya selalu ingat bahwa air rendama kurma adalah lambang kebersatuan para ummat Islam di dunia dalam berpuasa. Tidak peduli dari latar belakang seperti apa, budaya dari negara mana, sebutir kurma akan memberi kekuatan yang sama untuk seluruh umat muslim di dunia.
0 Komentar