Selama ini, saya sangat menyukai peran Bailu dalam beberapa drama, terutama drama yang bergenre wuxia atau historical romance. Sosoknya yang kuat dan representasi Mulan yang menjadi ikon pahlawan perempuan asal China selalu berhasil dia perankan. Nah, bagaimana jika kali ini Bailu memerankan sosok yang lembut dan sangat terikat dengan etiket kaum bangsawan?
Jujur
saja, saya ragu menonton awalnya. Akan tetapi kecintaan saya terhadap Bailu
mendorong untuk menonton drama ini setelah sempat terjebak di drama Forever and Ever satu episode. Drama ini
merupakan sequel dari One and Only yang
mendulang sukses pada masa penayangan di bulan Agustus 2021. Akhirnya, saya
berhenti menonton Forever and Ever
dan kembali ke drama One and Only yang
sudah tamat.
One and Only atau
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan judul Kenangan Chang’an merupakan drama adaptasi dari novel berjudul One Life, One Incarnation-Beautiful Bones
atau dalam bahasa mandarinnya berjudul yi
sheng yi shi mei ren gu yang ditulis oleh Mo Bao Fei Bao. Judul asli drama One and Only adalah tong sheng ru gu, dikenal juga dengan beberapa judul dalam bahasa
Inggris seperti Love Your Bones Forever,
Chang’an Memories, dan Chang’an Ru
Gu. Asyiknya, Mo Bao Fei Bao menulis sendiri naskah dramanya, sehingga
antara drama dan buku tidak jauh berbeda seperti kebanyakan drama adaptasi
kebanyakan.
Cui Shiyi dan Zhou Shengchen saat menikmati tiga hari kebersamaan di pelarian. [Photo: Pinterest] |
Baca Juga: Untouchable Lovers, Mereka Yang Tidak Bisa Bersama
Drama
yang berjumlah 24 episode ini mulai ditayangkan di Iqiyi pada tanggal 18-27
Agustus 2021. Durasinya 45 menit dan mendapat rating 9,7 stars. Angka ini juga
menggugah selera menonton, kan?
One and Only berkisah
tentang seorang pangeran bernama Zhou Shengchen (Allen Ren) dan Cui Shiyi (Bailu). Cui Shi Yi yang dijodohkan
dengan putra mahkota sejak lahr dikirim ke Xizhou untuk menjadi murid Zhou
Shengchen yang bersumpah tidak akan menikah dan memiliki anak selama hidupnya.
Dia juga bersumpah tidak akan memasuki istana. Namanya hidup, tentu ada pasang
surut dan hal-hal yang menyebabkan sumpah terkadang harus dipikirkan kembali.
Sebagai
raja yang dikenal kuat dan tidak terkalahkan, dia masih seorang manusia biasa.
Bertemu Shi Yi tiap waktu juga meluluhkan hatinya yang lama tertutup untuk
wanita manapun. Hubungan mereka lebih dekat dari sekedar guru dan murid, tapi
tidak berkembang menjadi pasangan hidup. Selain Zhong Shengchen terikat sumpah,
saat hatinya mulai terombang ambing oleh perasaan cinta, titah putra mahkota
justru merebut Shi Yi dari sisi Zhou Shengchen.
Zhou Shengchen (Allen Ren)
Dia adalah jenderal perang yang belum pernah
terkalahkan. Turun ke medan perang usia masih sangat anak-anak, sekitar 11
tahun. Dia dibesarkan oleh kaisar terdahulu dan kemudian keluar dari istana
dengan sumpah tidak akan menikah dan memiliki anak. Maksudnya agar tidak ada
konflik antara keluarga istri dan keturunannya yang akan menjadi batu
penghalang bagi orang-orang yang berkepentingan dengan kekuasaan. Padahal dia
adalah orang yang paling besar haknya untuk menjadi seorang raja.
Dia juga
pernah bersumpah tidak akan pernah memasuki ke istana Taeji lagi. Namun ketika
abang kaisarnya meninggal, dia kembali masuk istana. Setelahnya ada beberapa
kesempatan yang membuatnya masuk ke istana. Termasuk saat dia mati, dia pun
mati di istana dengan hukuman pelepasan tulang. Miris!
Zhou
Shengchen tidak pernah menyangka akan menyukai Cui Shiyi. Perasaannya juga
tumbuh setiap hari. Dia tidak lagi memperlakukan Cui Shiyi sebagai muridnya,
tapi sebagai orang yang disayanginya. Beberapa orang di kediamannya memahami
ini, termasuk sepuluh jenderal yang mengikutinya sejak kecil.
Allen Ren dan Bailu dengan karakter tidak biasa. [Photo: Pinterest] |
Baca Juga: Drama China Pertama Yang Membuat Falling In Love
Perasaan
saya pun sangat sedih ketika episode 16 dan 17, saat adegan perpisahan Zhou
Shengchen dan Cui Shiyi. Putra mahkota melalui titaj Ibu Ratu meminta Cui Shiyi
untuk kembali menjadi istrinya. Meskipun pada akhirnya dia punya kesempatan
untuk menemui Cui Shiyi. Dia tidak melakukan, kecuali saat kebetulan ada di
istana.
Momen
paling menyedihkan adalah setelah memenangkan perang terakhir. Saat
berjalan-jalan di pasar, Zhou Shengchen yang dijuluki pangeran nanchen kecil melihat buah delima. Di sini dia langsung
teringat pada Cui Shiyi dan memborong semua buah itu untuk dikirimkan ke istana
oleh jenderal Hong Xiaoyu. Sayangnya, buah delima itu tidak pernah dikirimkan
karena situasi yang semakin pelik.
Cui Shi Yi (Bailu)
Biasanya,
Bailu berperan sebagai jenderal perempuan yang gagah berani di drama bergenre historical romance. Di drama kali ini,
dia menjadi sosok yang tidak biasanya. Dia adalah putri bangsawan yang lembut
dan penuh dengan etiket. Selain lembut, baik, dan cerdas, dia juga sangat
setia. Ketika mencintai seseorang, dia akan selalu berada di sisinya.
Sama
halnya ketika dia jatuh cinta pada gurunya, Chui Shi Yi pun ingin selalu ada di
dekat Zhou Shengchen. Saat tahu Zhou
Shengchen tidak akan menikah, dia juga berniat tidak menikah dan mendampingi
Zhou Sheng Chen sampai tua dengan menjadi sejarawan. Sayangnya saat niat ini
disampaikan pada ibunya, saat itu pula titah dari Ibu Ratu untuk kembali
menikah dengan Pangeran Guangling alias Liu Zixing yang pernah menjadi putra
mahkota datang.
Kekuatan karakter mampu dibangun oleh Bailu dan Allen Ren. [Photo: Pinterest] |
Dari
banyaknya drama China yang berkisah tentang kisah cinta murid dan guru, drama
ini paling membuat saya mendapat feel karakter
yang sebenarnya. Allen Ren mengeluarkan sisi dewasa dan wibawanya sebagai guru.
Begitu juga Bailu, mengeluarkan sisi nona dari keluarga bangsawan yang memposisikannya
sebagai murid.
Dari 24
episode, tidak banyak sisi-sisi yang menunjukkan hubungan murid dan guru
seperti yang seharusnya. Jadi, Cui Shi Yi datang ke kediaman Zhou Sheng Chen
seperti bukan untuk belajar, tapi dititipkan saja oleh ibunya agar terjauhkan
dari intrik politik dan incaran pernikahan yang berbalut kepentingan politik.
Zhou
Sheng Chen yang lebih sering di medan perang pun jarang di rumah. setiap waktu
dia hanya mengirimkan kabar kemenangan untuk Cui Shi Yi. Beberapa bagian yang
menunjukkan Cui Shi Yi belajar bersama Zhou Sheng Chen hanya saat di
perpustakaan dan ketika mereka di Nanxiao. Di Nanxiao, Zhou Shengchen mengajari
Cui Shi Yi memanah. Di bagian ini, justru hubungan mereka terlihat sangat
romantis dan sweet. Namanya juga romance, tentulah bagian yang
ditonjolkan lebih banyak yang sweet and
sweet.
Soal ending, One and Only berakhir sedih. Tragis. Memang, sih, selama ini
kebanyakan drama China selalu berakhir sad
ending. Berbeda dengan drama Korea yang kebanyakan berakhir manis. One and Only cocok sekali buat yang suka
romance tapi tidak selalu berakhir
manis. Bukan second lead yang
berakhir tragis, tapi main lead. Sehingga
mengaduk perasaan super duper bagi penikmat drama One and Only.
Komposisi
romantis dalam drama One and Only bisa
dikatakan fifty-fifty dengan adegan action. Peperangan, intrik kerajaan, dan
pembalasan dendam berjalan seimbang dengan sisi romansa. Seperti kebanyakan
drama China bergenre historical romance
lainnya, sutradaranya memang sudah mempersiapkan tiga episode khusus super sweet untuk penonton setia pasangan
Bailu dan Allen Ren.
Sebelumnya
saya belum pernah menonton drama yang diperankan oleh Allen Ren. One and Only adalah drama pertama yang
saya tonton, itu juga karena alasan Bailu memerankan tokoh utama wanita di
drama ini. Setelah menonton, memang tidak menyesal menghabiskan kuota untuk streaming di Iqiyi. One and Only memang worth it untuk
ditonton oleh pecinta historical romance asal
China.
Meskipun
saya belum pernah membaca novel berjudul One
Life, One Incarnation-Beautiful Bones ini, saya yakin novelnya juga sebagus
ceritanya. Apalagi Mao Bao Fei Bao bertindak sebagai screen writer untuk drama One
and Only secara langsung. Biasanya jarang sekali penulis yang bertindak
langsung sebagai screen writer untuk
drama adaptasi dari karyanya sendiri, sehingga banyak sekali bagian cerita di
drama tidak cocok dengan kisah buku dan berakhir mengecewakan.
Yach,
namanya drama adaptasi. Tentunya ada beberapa bagian di buku yang dinikmati
dengan imajinasi dan mata harus disesuaikan dengan penikmat visual.
0 Komentar