10 Tahun Berlalu, Rex Peunayong Tak Sama Lagi

 

Pernahkah mau ke Banda Aceh, Olivers? Apa tempat nama tempat nongkrong yang nggak bisa move on dari pikiran kalian? Mungkin saja, ada di antara kalian yang terkenang atau suka nongkrong di Rex Peunayong. Ya, sebuah pusat jajanan di Peunayong yang memiliki variasi menu untuk kita cicipi.

Peunayong identik dengan kampung Cina di Aceh. Ya, bisa dikatakan ini adalah pecinannya kota Banda Aceh. Semua bisnis etnis Tionghoa ada di kawasan ini, bahkan rumah ibadah yang rasanya asing bagi warga Aceh juga ada di sini. Peunayong ini ibaratnya spot moderasi beragama dan pluralisme dalam beragama di Aceh. Sudah ada sejak lama, lho.


Rex Peunayong Banda Aceh
Rex Peunayong
[Photo: Search by Google]

Nggak usah ngomongin soal moderasi, deh. Yuk, kita bahas soal kulinernya saja. Kalau dipikir Peunayong bakalan banyak dengan chinese food, nggak juga. Malahan chinese food ini tidak ada.

Tempat Nongkrong Legendaris

Hal menarik jika membicarakan Peunayong adalah tempat nongkrongnya. Namanya Rex. Generasi 80-90an pasti hapal banget dengan seluk beluk Rex Peunayong ini. Mulai dari zaman tongkrongannya masih berkursi plastik di bawah payung langit, sampai dipugar lebih kekinian dengan berbagai fasilitas transaksi.

Rex Peunayong ini tempat nongkrong legendaris di Banda Aceh, sih. Rasanya sudah ke Banda Aceh belum ke Rex Peunayong jadi kurang pas. Kurang afdhal gitu. Bisa dikatakan Rex Peunayong ini tempat merajut kenangan, bukan sekedar tempat makan dan nongkrong saja.

Kehidupan di Rex Peunayong

Sebelas tahun menjadi penduduk dengan KTP Banda Aceh, tentu tidak mungkin kalau belum pernah ke Rex Peunayong. Setidaknya sekali seumur hidup pasti pernah nongkrong di tempat ini. Begitupun saya. Saya bisa menghitung berapa kali nongkrong di Rex Peunayong ini. Nggak sampai sebelah tangan.

Jarak Rex Peunayong ke kos saya di Darussalam lumayan jauh. Lagipula Rex Peunayong baru hidup di malam hari. Kalau siang, sih, nggak ada seru-serunya nongkrong di sini. Bisa dikatakan, pusat kehidupan Rex Peunayong di malam hari.

Lokasi Strategis Rex Peunayong

Lokasi Rex Peunayong lumayan strategis untuk kawasan wisata di Banda Aceh. Posisinya tepat berada di tikungan beberapa area kuliner dan pusat perbelanjaan oleh-oleh Aceh. Tepatnya di depan deretan hotel yang juga sama legendarisnya dengan Rex Peunayong. Ada hotel Medan, hotel Prapat, hotel Siwah, dan hotel baru bernama Hotel Ayani.

Di sepanjang deretan Rex Peunayong ini memang toko oleh-oleh khas Aceh. Jadi, kalau berkunjung ke Banda Aceh bisa langsung makan setelah lelah mutar jalan kaki seputaran buat mencari buah tangan. Kalau lapar di tengah malam juga bisa langsung keluar kamar, nyebrang, dan nongkrong. Ada banyak pilihan makanan di sini.


Nongkrong di Rex Peunayong
Rex Peunayong dulunya ramai dan dijadikan tempat hit buat nongkrong
[Photo: Search by Google]


Lokasi strategis Rex Peunayong ini memang bukan sekedar tulisan, kok. Tempatnya memang pas dan mudah diakses kemana saja. Kalau tidak punya kendaraan sendiri untuk berpindah lokasi, ada becak penumpang yang mudah ditemukan di sini.

Transaksi Keuangan

Rex Peunayong sekarang dekat dengan akses ATM dan bank. Sayangnya, di Aceh memang hanya tersedia dua bank utama yang menjadi arus transaksi mandiri keuangan. Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh, keduanya bisa ditemukan dengan mudah dimana saja. Namun, selain kedua bank itu masih ada beberapa bank lain yang lokasinya nggak jauh dari Rex Peunayong.

Untuk menuju ke bank Mega Syariah, Bank Sinarmas Syariah, dan lainnya bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki sedikit dari arah Rex Peunayong. Lalu nyebrang sedikit. Sampai di beberapa bank dengan pilihan yang mudah untuk pelancong ke Banda Aceh.

Untuk pelancong mancanegara juga mudah menemukan money changer di sini. Saya pernah beberapa kali menukar ringgit di sini. Harga belinya nggak begitu jauh dari bank. Bahkan terkadang lebih menguntungkan untuk tukar uang di sini daripada di tempat lain.

Sepuluh Tahun Berlalu

Kata orang, sepuluh tahun hanya angka. Kenyataannya banyak yang tidak berubah dari kehidupan. Satu sisi saya setuju, di sisi lain tidak setuju. Nggak semua berubah dalam waktu sepuluh tahun. Namun banyak juga yang berubah. Peunayong juga begitu.

Semua jajaran toko yang dulu pernah saya lihat dan masuki masih berdiri kokoh. Ada yang masih sama kejayaannya, ada pula yang berbenah semakin besar. Ada pula yang terlihat semakin kecil dengan renovasi kiri kanan. Untuk suasana yang kita dapatkan dari Rex Peunayong masih tetap sama. Peunayong masih menjadi salah satu sentra perdagangan di Banda Aceh.

Dulu saya ingat betapa nyamannya berjalan kaki di trotoar toko dan gangguan klakson kendaraan sana sini. Tepian jalan yang luas itu juga tidak banyak parkiran kendaraan pribadi. Sekarang berbeda, sepanjang jalan menuju Simpang Lima dipenuhi dengan parkir mobil.

Tidak heran. Sekarang di jalan itu sudah ada praktik bersama dokter. Dulunya nggak ada. Dimana ada klinik dan rumah sakit, biasanya akan selalu dipadati dengan parkir kendaraan bukan?

Keramaian ini ditambah pula dengan banyaknya turis masuk ke Banda Aceh. Terutama turis yang berasal dari negeri jiran. Saya kerap melihat para turis datang ke money changer atau membeli buah tangan khas Aceh secara bergerombol di sana. Apalagi Peunayong memang nggak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Spot wisata religi wajib dikunjungi bila datang ke Banda Aceh.

Sepuluh tahun berlalu, Peunayong masih memiliki kekuatan kuat untuk berbagi kenangan pagi pengunjungnya. Di Rex Peunayong ini, selalu ada kekuatan yang berbeda dengan tempat nongkrong lainnya.


Revitalisasi Rex Peunayong
Wajah baru Rex Peunayong setelah revitalisasi tahun 2022
[Photo: Search by Google]

Rex Peunayong Tidak Sama Lagi

Ya, ada yang sama dan ada yang tidak. Rex Peunayong tidak sama lagi. Ini benar. Rex Peunayong kini tidak lagi menawarkan sensasi nongkrong di kaki lima sambil menikmati sore atau malam. Meskipun angkringannya masih kaki lima, tapi Rex Peunayong sudah sedikit bersolek untuk lebih instagramable.

Awal tahun 2022, pemerintah kota Banda Aceh melakukan revitalisasi Rex Peunayong dengan anggaran sebesar Rp 1,8 miliar. Revitalisasi adalah sebuah kegiatan atau usaha menghidupkan kembali aktivitas yang sudah lama hiatus. Salah satu cara yang ditempuh oleh pemkot Banda Aceh pada tahun 2022 dengan cara memugar dan membuat Rex Peunayong lebih kekinian.

Wajah baru Rex Peunayong ini memang terlihat lebih segar dan kekinian. Pemugaran dengan maksud agar Rex Peunayong lebih banyak pengunjung ternyata nggak begitu berhasil. Saya merasa wajah Rex Peunayong sudah berubah dan tidak lagi populer.

Hilangnya popularitas Rex Peunayong ini juga pernah diteliti oleh mahasiswa Aristektur Universitas Syiah Kuala. Judul penelitiannya adalah Sejarah dan Place Attachment Objek Wisata Kuliner Rex Peunayong Pada Masa Sebelum Revitalisasi (2008). Di sini disebutkan bahwa Rex Peunayong tidak populer lagi. Bisa dikatakan revitalisasi ini tidak membuahkan hasil maksimal.

Selaku penikmat kuliner di Rex Peunayong, saya merasa tidak tertarik lagi untuk datang ke sini. Rex Peunayong seperti sulit dijangkau dan tidak lagi merakyat. Padahal dulunya Rex Peunayong bagian dari identitas masyarakat Aceh yang melepaskan status sosial dan duduk sama rendah sambil berbincang banyak hal.

Pada bulan November 2024, saya melewati tiga malam dengan nongkrong di Rex Peunayong. Menikmati kuliner yang menjadi favorit saya sepuluh tahun lalu. Suasana yang diserap oleh jiwa memang berbeda. Kesannya lebih tertutup dari dunia luar. Belum lagi Rex Peunayong yang tidak lagi seramai sepuluh tahun lalu.

Rex Peunayong sekarang sangat berbeda. Apakah karena bentuknya yang terkesan tidak merakyat, atau karena kemunculan cafe estetik dengan suasana yang lebih hidup menggeser popularitas Rex Peunayong? Ntahlah, saya mulai kehilangan arah dari Rex Peunayong sekarang.

Posting Komentar

0 Komentar