Pernahkah
mau ke Banda Aceh, Olivers? Apa tempat nama tempat nongkrong yang nggak bisa move
on dari pikiran kalian? Mungkin saja, ada di antara kalian yang terkenang
atau suka nongkrong di Rex Peunayong. Ya, sebuah pusat jajanan di Peunayong
yang memiliki variasi menu untuk kita cicipi.
Peunayong
identik dengan kampung Cina di Aceh. Ya, bisa dikatakan ini adalah pecinannya
kota Banda Aceh. Semua bisnis etnis Tionghoa ada di kawasan ini, bahkan rumah
ibadah yang rasanya asing bagi warga Aceh juga ada di sini. Peunayong ini
ibaratnya spot moderasi beragama dan pluralisme dalam beragama di Aceh. Sudah
ada sejak lama, lho.
![]() |
Rex Peunayong [Photo: Search by Google] |
Nggak
usah ngomongin soal moderasi, deh. Yuk, kita bahas soal kulinernya saja. Kalau
dipikir Peunayong bakalan banyak dengan chinese food, nggak juga.
Malahan chinese food ini tidak ada.
Tempat Nongkrong Legendaris
Hal
menarik jika membicarakan Peunayong adalah tempat nongkrongnya. Namanya Rex.
Generasi 80-90an pasti hapal banget dengan seluk beluk Rex Peunayong ini. Mulai
dari zaman tongkrongannya masih berkursi plastik di bawah payung langit, sampai
dipugar lebih kekinian dengan berbagai fasilitas transaksi.
Rex
Peunayong ini tempat nongkrong legendaris di Banda Aceh, sih. Rasanya sudah ke
Banda Aceh belum ke Rex Peunayong jadi kurang pas. Kurang afdhal gitu. Bisa
dikatakan Rex Peunayong ini tempat merajut kenangan, bukan sekedar tempat makan
dan nongkrong saja.
Kehidupan di Rex Peunayong
Sebelas
tahun menjadi penduduk dengan KTP Banda Aceh, tentu tidak mungkin kalau belum
pernah ke Rex Peunayong. Setidaknya sekali seumur hidup pasti pernah nongkrong di
tempat ini. Begitupun saya. Saya bisa menghitung berapa kali nongkrong di Rex
Peunayong ini. Nggak sampai sebelah tangan.
Jarak
Rex Peunayong ke kos saya di Darussalam lumayan jauh. Lagipula Rex Peunayong
baru hidup di malam hari. Kalau siang, sih, nggak ada seru-serunya nongkrong di
sini. Bisa dikatakan, pusat kehidupan Rex Peunayong di malam hari.
Lokasi Strategis Rex Peunayong
Lokasi
Rex Peunayong lumayan strategis untuk kawasan wisata di Banda Aceh. Posisinya
tepat berada di tikungan beberapa area kuliner dan pusat perbelanjaan oleh-oleh
Aceh. Tepatnya di depan deretan hotel yang juga sama legendarisnya dengan Rex
Peunayong. Ada hotel Medan, hotel Prapat, hotel Siwah, dan hotel baru bernama
Hotel Ayani.
Di
sepanjang deretan Rex Peunayong ini memang toko oleh-oleh khas Aceh. Jadi,
kalau berkunjung ke Banda Aceh bisa langsung makan setelah lelah mutar jalan
kaki seputaran buat mencari buah tangan. Kalau lapar di tengah malam juga bisa
langsung keluar kamar, nyebrang, dan nongkrong. Ada banyak pilihan makanan di
sini.
![]() |
Rex Peunayong dulunya ramai dan dijadikan tempat hit buat nongkrong [Photo: Search by Google] |
Lokasi
strategis Rex Peunayong ini memang bukan sekedar tulisan, kok. Tempatnya memang
pas dan mudah diakses kemana saja. Kalau tidak punya kendaraan sendiri untuk
berpindah lokasi, ada becak penumpang yang mudah ditemukan di sini.
Transaksi Keuangan
Rex
Peunayong sekarang dekat dengan akses ATM dan bank. Sayangnya, di Aceh memang
hanya tersedia dua bank utama yang menjadi arus transaksi mandiri keuangan.
Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh, keduanya bisa ditemukan dengan
mudah dimana saja. Namun, selain kedua bank itu masih ada beberapa bank lain
yang lokasinya nggak jauh dari Rex Peunayong.
Untuk
menuju ke bank Mega Syariah, Bank Sinarmas Syariah, dan lainnya bisa ditempuh
hanya dengan berjalan kaki sedikit dari arah Rex Peunayong. Lalu nyebrang
sedikit. Sampai di beberapa bank dengan pilihan yang mudah untuk pelancong ke
Banda Aceh.
Untuk
pelancong mancanegara juga mudah menemukan money changer di sini. Saya
pernah beberapa kali menukar ringgit di sini. Harga belinya nggak begitu jauh
dari bank. Bahkan terkadang lebih menguntungkan untuk tukar uang di sini
daripada di tempat lain.
Sepuluh Tahun Berlalu
Kata
orang, sepuluh tahun hanya angka. Kenyataannya banyak yang tidak berubah dari
kehidupan. Satu sisi saya setuju, di sisi lain tidak setuju. Nggak semua
berubah dalam waktu sepuluh tahun. Namun banyak juga yang berubah. Peunayong
juga begitu.
Semua
jajaran toko yang dulu pernah saya lihat dan masuki masih berdiri kokoh. Ada
yang masih sama kejayaannya, ada pula yang berbenah semakin besar. Ada pula
yang terlihat semakin kecil dengan renovasi kiri kanan. Untuk suasana yang kita
dapatkan dari Rex Peunayong masih tetap sama. Peunayong masih menjadi salah
satu sentra perdagangan di Banda Aceh.
Dulu
saya ingat betapa nyamannya berjalan kaki di trotoar toko dan gangguan klakson
kendaraan sana sini. Tepian jalan yang luas itu juga tidak banyak parkiran
kendaraan pribadi. Sekarang berbeda, sepanjang jalan menuju Simpang Lima
dipenuhi dengan parkir mobil.
Tidak
heran. Sekarang di jalan itu sudah ada praktik bersama dokter. Dulunya nggak
ada. Dimana ada klinik dan rumah sakit, biasanya akan selalu dipadati dengan
parkir kendaraan bukan?
Keramaian
ini ditambah pula dengan banyaknya turis masuk ke Banda Aceh. Terutama turis
yang berasal dari negeri jiran. Saya kerap melihat para turis datang ke money
changer atau membeli buah tangan khas Aceh secara bergerombol di sana.
Apalagi Peunayong memang nggak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Spot
wisata religi wajib dikunjungi bila datang ke Banda Aceh.
Sepuluh
tahun berlalu, Peunayong masih memiliki kekuatan kuat untuk berbagi kenangan pagi
pengunjungnya. Di Rex Peunayong ini, selalu ada kekuatan yang berbeda dengan
tempat nongkrong lainnya.
![]() |
Wajah baru Rex Peunayong setelah revitalisasi tahun 2022 [Photo: Search by Google] |
Rex Peunayong Tidak Sama Lagi
Ya,
ada yang sama dan ada yang tidak. Rex Peunayong tidak sama lagi. Ini benar. Rex
Peunayong kini tidak lagi menawarkan sensasi nongkrong di kaki lima sambil
menikmati sore atau malam. Meskipun angkringannya masih kaki lima, tapi Rex
Peunayong sudah sedikit bersolek untuk lebih instagramable.
Awal
tahun 2022, pemerintah kota Banda Aceh melakukan revitalisasi Rex Peunayong
dengan anggaran sebesar Rp 1,8 miliar. Revitalisasi adalah sebuah kegiatan atau
usaha menghidupkan kembali aktivitas yang sudah lama hiatus. Salah satu cara
yang ditempuh oleh pemkot Banda Aceh pada tahun 2022 dengan cara memugar dan
membuat Rex Peunayong lebih kekinian.
Wajah
baru Rex Peunayong ini memang terlihat lebih segar dan kekinian. Pemugaran
dengan maksud agar Rex Peunayong lebih banyak pengunjung ternyata nggak begitu
berhasil. Saya merasa wajah Rex Peunayong sudah berubah dan tidak lagi populer.
Hilangnya
popularitas Rex Peunayong ini juga pernah diteliti oleh mahasiswa Aristektur
Universitas Syiah Kuala. Judul penelitiannya adalah Sejarah dan Place
Attachment Objek Wisata Kuliner Rex Peunayong Pada Masa Sebelum Revitalisasi
(2008). Di sini disebutkan bahwa Rex Peunayong tidak populer lagi. Bisa
dikatakan revitalisasi ini tidak membuahkan hasil maksimal.
Selaku
penikmat kuliner di Rex Peunayong, saya merasa tidak tertarik lagi untuk datang
ke sini. Rex Peunayong seperti sulit dijangkau dan tidak lagi merakyat. Padahal
dulunya Rex Peunayong bagian dari identitas masyarakat Aceh yang melepaskan
status sosial dan duduk sama rendah sambil berbincang banyak hal.
Pada
bulan November 2024, saya melewati tiga malam dengan nongkrong di Rex
Peunayong. Menikmati kuliner yang menjadi favorit saya sepuluh tahun lalu.
Suasana yang diserap oleh jiwa memang berbeda. Kesannya lebih tertutup dari
dunia luar. Belum lagi Rex Peunayong yang tidak lagi seramai sepuluh tahun
lalu.
Rex
Peunayong sekarang sangat berbeda. Apakah karena bentuknya yang terkesan tidak
merakyat, atau karena kemunculan cafe estetik dengan suasana yang lebih hidup
menggeser popularitas Rex Peunayong? Ntahlah, saya mulai kehilangan arah dari
Rex Peunayong sekarang.
0 Komentar