Menulis Titi Kalong, Kegelisahan Otak dan Jemari di Suatu Perjalanan

 Pada tanggal 24 Februari 2023, kisah De Chantiques dari novel Titi Kalong yang tayang di platform Cabaca berakhir. Totalnya 38 bab termasuk dengan Prolog dan Epilog. Kisah mereka dimulai pada tanggal 24 Juni 2022 dan tayang setiap hari Jumat. Titi Kalong adalah novel ketiga saya di Cabaca dengan genre horror.

Sejak awal saya agak pesimis dengan jumlah view di Cabaca. Anehnya, dari semua naskah yang saya ajukan kepada editor, Titi Kalong yang paling menarik hati editornya. Padahal editornya sendiri agak seram baca horor dan nggak berani baca kalau malam hari. Menurut ceritanya, dia akan melakukan kurasi naskah Titi Kalong saat siang. Merinding katanya.

[Photo: Cabada.id]

Titi Kalong berkisah tentang De Chantiques, tiga orang dosen lulusan luar negeri dengan prestasi akademik yang baik. Mereka sepakat melakukan penelitian di skala nasional agar ada alasan mengapresiasi diri jalan-jalan ke Korea bertemu Lee Min Ho. Penelitian interdesipliner mereka lolos dan mereka melakukan penelitian di Kampung Kalong.

Sebelum berangkat, ketiganya sempat mengalami hal-hal aneh. Orang-orang terdekat juga mengingatkan agar mengganti lokasi penelitian, tapi Gisel sebagai ketua tim tidak mau dengan berbagai alasan. Akhirnya mereka turun ke lapangan dan tinggal di rumah mablim legend, Nek Raudhah.

Di rumah Nek Raudhah, mereka mengalami hal-hal misterius. Mulai dari bertemu seseorang masak di dapur setiap tengah malam, gadis menangis di kamar tengah, foto yang tersenyum, sampai orang-orang yang mengantar barang ke rumah setiap saat. Nek Raudhah juga tidak begitu banyak bicara soal orang-orang datang. Selama De Chantiques tinggal di sana, Nek Raudhah banyak menghabiskan waktu mengurus orang melahirkan.

Ketakutan mereka dimanfaatkan oleh Bakri. Geuchiek (kepada desa) Kampung Kalong yang punya kerja sampingan sebagai penjual penangkal hantu Halimah. Dia menyuruh De Chantiques tinggal di salah satu rumah kontrakannya dengan niat terselubung. Akan tetapi niatnya gagal karena Ayu sudah mengetahui niat Bakri dan sempat melihat hal-hal ganjil yang dilakukan Bakri sebelumnya.

Cover Titi Kalong karya Ulfa Khairina
[Photo: Ulfa Khairina]

Begitu rahasia tentang Halimah dan Bakri terkuak, De Chantiques meninggalkan desa dan musibah terjadi. Salah satu dari De Chantiques meninggal dunia. Namun masalah di Kampung Kalong juga terungkap. Satu hal yang paling penting, De Chantiques punya rahasia. Rahasia yang selama ini tidak pernah mereka ungkapkan satu sama lain.

Based On Urband Legend

Kisah Titi Kalong diangkat berdasarkan cerita urban legend yang sangat santer di kalangan masyarakat Aceh. Terutama bagi yang sering melintasi jalan nasional Aceh-Sumatera Utara. Di hutan Seulawah, ada jembatan kembar yang disebut jembatan Seunapet. Di sini sering terjadi kecelakaan. Banyak juga pengguna yang melewati jalan ini mengalami hal-hal aneh seperti yang diceritakan di novel.

Sementara kampung Kalong itu hanya fiktif. Kampung yang sebenarnya nggak ada, tetapi dibuat ada. Ibaratnya nama kampung lain yang diubah nama jadi Kampung Kalong. Lokasinya agak masuk ke dalam hutan. Tidak jauh dari jembatan kembar yang katanya angker itu.

Jembatan kembar Seunapet, Seulawah.
[Photo: Search by Google]

Selama proses penulisan Titi Kalong, saya pernah mengalami writer block berkali-kali. sampai editor bolak balik WA menanyakan sudah sampai mana perkembangan naskahnya. Padahal ketenangan saya sudah mulai terasa terusik dengan naskah ini. Yach, ada rasa ingin menyelesaikan dan di sisi lain tidak mau menyelesaikan lagi.

Pernah juga mengalami kejadia horor ketika menyelesaikan naskah Titi Kalong saat melewati daerah Seulawah di hari raya. Ini auto membuat saya nyali saya ciut. Sempat saya sampaikan kepada editornya, tapi si kakak editor tidak menanggapi. Mungkin tidak penting ditanggapi atau si kakak ikutan takut.

De Chantiques, Wajah Dosen Muda Indonesia

De Chantiques ini adalah tiga sahabat yang berteman sejak sekolahan. Mereka kuliah di jurusan berbeda dan mengajar di kampus yang sama. Ketiganya memiliki karakter yang unik dan saling membutuhkan satu sama lain. Meskipun tidak ada yang mau mengakui. Ketiganya sebenarnya saling sayang dengan cara tidak biasa.

Griselda Sarah Zakila (Gisel), lulusan Ilmu Komunikasi Nanyang Technological University Singapura. Dia cerdas, analisis kuat, komunikatif, dan realistis. Dia paling nggak suka hal-hal yang mistis dan menganggap semua yang berurusan dengan dunia lain hanya fiktif belaka. Slogannya selalu membuat orang kesal, “demi nama besar NTU.” Bahkan ketika dia mengalami hal aneh, dia juga tidak mau mengakui pada teman-temannya.

Landmark di kampus NTU kebanggaan Gisel.
[Photo: ntu.edu.sg]

Ratu Annisa Derilla (Deril), lulusan Sosiologi dari Vancouver Island University Kanada. Di antara semua dia paling tertutup, sulit berkomunikasi efektif, dan labil. Impiannya jadi dosen PNS, tapi di antara ketiganya dia yang belum menjadi PNS. Sentimen kalau ada yang membahas status ini. Hobinya masak, kalau bertindak tidak pikir-pikir. Tanpa disangka, dia pernah membuat kedua temannya insecure dengan pencapaian palsunya di negeri orang.

Hayuning Azaniarti (Ayu), lulusan Antroplogi dari Auckland University New Zealand. Paling lembut di antara tiga temannya. Selalu menjadi ‘rumah’ untuk pulang bagi Gisel dan Deril, penengah untuk semua masalah. Dia menyimpan rahasia besar dan masa kecil yang pahit.

Ketiga adalah dosen muda di Universitas Darussalam. Prestasi mereka di bidang akademik tidak berbanding lurus dengan kehidupan pribadi, terutama soal jodoh. Di usia mereka yang sudah 30-an, mereka masih melajang dan merasa aman saja dengan status tersebut.

Dari tokoh-tokoh ini terlahirlah kisah Titi Kalong. Di sebuah perjalanan, saya seperti didorong terus untuk menulis cerita tentang Halimah dan kisah-kisah mistis yang mengatasnamakan dirinya. Sebelum saya menuliskannya, selalu ada ketidaknyamanan setiap melakukan perjalanan. Akhirnya cerita ini ditulis.

Posting Komentar

0 Komentar