5 Alasan Harus Ikut Blog Challenge

 Setiap tahun di semester ganjil saya mendapat jatah mengajar mata kuliah Penulisan Artikel dan Reporting Writing Editing. Dari pertama masuk kelas di awal semester sampai final, saya bisa melihat perkembangan menulis mereka. Ada yang antusias sekali ampai menghasilkan tulisan akhir bagus. Ada yang tidak minat sama sekali sampai tiap tugas menulis itu pasti plagiat artikel di internet. Ada pula yang sama sekali tidak ada perkembangan dari awal sampai akhir.

Mereka saya arahkan menulis di Kompasiana, sebuah platform jurnalisme warga yang dinakhodai oleh Kompas. Di sini saya berharap mereka mendapat semangat karena adanya jumlah pembaca, dapat diberi nilai oleh pewarta lain, dikomentari, dan lain-lain. Namun harapan saya setiap tahun hanya berakhir dongeng dosen jurnalistik. Akhirnya saya menegaskan pada diri sendiri untuk tidak berhenti menulis meskipun mereka berhenti.

[Photo: Search by Google]

Blog challenge adalah terbaik untuk memotivasi diri dan anak-anak didik saya untuk sadar bahwa menulis itu penting. Meskipun minat pada bidang komunikasi lain, menulis tetap menjadi pondasinya. Di lain sisi, ada lima alasan mengapa saya ikut blog challenge tahun ini.

Menebus Kegagalan

Setiap orang pernah gagal, sekalipun di bidang yang amat dikuasainya. Menulis blog contohnya. Saya sudah mulai ngeblog sejak bertahun-tahun lalu, tetap saja saya gagal memenuhi target menulis sampai selesai di BPN Ramadan Challenge tahun-tahun sebelumnya. Jadi, salah satu alasan paling kuat ikutan blog challenge adalah menebus kesalahan.

Konsisten Menulis

Prinsip saya dalam menulis adalah dengan teknik LDR alias lihat, dengar, dan rasakan. Hal-hal sederhana di sekitar kita bisa dijadikan bahan untuk menulis. Kekuatan bercerita akan melahirkan kekuatan dalam merangkai kata. Hal ini akan memudahkan kita untuk berpikir kritis dan menulis kreatif.

[Photo: Pexels]

Melatih Berpikir Kritis dan Menulis Kreatif

Kata-kata ‘tidak ada ide’ atau ‘nggak tau mau nulis apa’ kerap saya dengar di kelas setiap saya berikan tugas. Itu tugas dengan tema. Bayangkan jika tugasnya bertema bebas. Tentu saja ngeblank. Menulis blog salah satu ajang latihan, apalagi jika mengikuti tantangan blog yang temanya ditentukan setiap hari. Sebelum menulis, kita harus berpikir kritis dari hal-hal sederhana dulu. Baru kemudian merangkai kata dengan menulis kreatif.

Sportivitas

Namanya blog challenge, pastinya walau sedikit dan tak seberapa akan ada pemenang atau blogger yang akan dipilih menjadi pemenang. Seringkali kita merasa kita paling konsisten atau kita menulis paling bagus. Tidak masalah, karena dengan begitu kita akan terbiasa juga mengintip blog tetangga. Tantangan menulis blog juga bagian dari melatih sportivitas dalam berkompetisi. Semakin sering mengikuti tantangan, semakin besar rasa sportivitas tumbuh di dalam diri.

Manajemen Kelola Emosi

Percaya tidak kalau menulis blog salah satu cara mengelola emosi? Ini sama halnya dengan orang-orang yang curhat di media sosial tentang kehidupannya, pencapaiannya atau meluapkan emosi. Setelah menulis dan membagikan kepada orang lain rasanya akan lebih plong. Jadi, daripada menulis di snap yang berdampak pada penilaian negatif netizen, akan lebih baik jika meluapkan emosi dengan menulis blog. Yach, bukan rahasia lagi kalau blog dinobatkan sebagai salah diary daring untuk penggunanya.

Setelah menulis blog, adakalanya dihadapkan dengan keraguan pada pengunjung blog. Padahal hal-hal seperti ini tidak perlu lagi dikhawatirkan jika sudah bergabung menjadi member Blogger Perempuan Network. Tulisan yang dipublikasikan di blog pasti ada pembacanya. Mengikuti salah satu tantangan yang diadakan oleh BPN juga salah satu cara untuk menemukan teman sehobi, pembaca, dan segala hal yang berkaitan dengan dunia blogging.

Itulah alasan saya ikut blog challenge, bagaimana dengan kamu? Apakah kita memiliki alasan yang sama?

Posting Komentar

0 Komentar