5 Tujuan Dosen Juga Harus Ngeblog

[Photo: Pexels]

“Ngeblog? Sudah nggak sempat lagi. Rapat ini itu, mempersiapkan materi, bimbing mahasiswa, semuanya sudah menghabiskan waktu. Kapan sempat nulis blog?” begitu kata-kata teman saya ketika saya tanyakan apakah dia punya rencana bikin blog, mengingat dia orang yang cukup aktif di dunia kepenulisan.

Waktu itu saya langsung diam sambil angguk-angguk. Iya, benar. Meskipun sama-sama menjadi dosen, tetapi tetap saja kesibukan berbeda-beda. Ada dosen biasa tanpa tugas tambahan. Ada juga dosen dengan tugas tambahan seperti ketua prodi, ketua jurusan, dekan, dan lain-lain.

Kesibukan-kesibukan dosen di kampus menyita waktu luang untuk mengerjakan hobi termasuk hobi ngeblog. Perkataan teman saya tidak salah, tapi alangkah baiknya kalau dosen juga menunjukkan sisi aktifnya dalam menulis minimal melalui blog pribadinya. Seperti kebanyakan dosen-dosen di luar negeri sana. Ceileh!

Di dunia digital ini, mahasiswa juga tidak lagi seperti zaman saya kuliah. Dimana posisi dosen itu selalu lebih tinggi daripada mahasiswa. Di era sekarang saya melihat dosen yang memberi umpan balik hampir maksimal justru terdapat pada dosen yang merangkul mahasiswanya. Dalam hal ini, dosen yang bisa membersamai mereka tumbuh dalam serangan teknologi yang semakin maju. Untuk mengajar dan memberi wadah pun membutuhkan media teknologi.

Blog memang bisa dimiliki siapa saja, tapi memiliki blog bagi dosen memberikan nilai lebih untuk para mahasiswa untuk mengintip dan mempelajari apa yang ingin diminatinya. Yach, minimal blog berisi pengalaman dosennya semasa kuliah lah. Selain itu, alangkah menariknya jika blog tersebut berisi portofolio dosen dalam bentuk narasi.

Memang saat ini mahasiswa lebih menyukai bentuk dalam media audio visual seperti YouTube, tapi tidak menutup kemungkinan untuk melirik konten berupa teks dan gambar seperti di blog. Ada juga dosen yang lebih diminati tulisannya daripada videonya. Saya menemukan beberapa blog dosen yang memiliki pembaca tinggi, tapi sedikit sekali penonton di kanal YouTube. Ini menandakan masih ada harapan untu dosen ngeblog.

Jika alasan tidak sempat itu bisa menjadi pembenaran, maka sebenarnya banyak cara untuk mengisi blog dosen. Saya sendiri pernah setahun absen dari dunia blogging. Sampai blog saya nyaris hilang di pencarian google dan akhirnya tidak saya perpanjang lagi. Selain karena sibuk, waktu itu saya tidak bisa menyesuaikan konten dengan niche yang saya pilih. Padahal bisa banget untuk banting setir ke niche yang sekarang, study and travel.

Rangkuman Materi

Setiap memberikan tugas menulis paper atau membuat makalah, hampir seluruh mahasiswa menjiplak dari internet. Ada yang mengambil dari Kompasiana, Blogspot, dan ada pula terang-terangan mengambil paper mahasiswa lain yang diunggah ke suatu website dan hanya diubah namanya. Kondisi ini memprihatinkan sekali. Selain sikap yang salah, hasil copy paste juga belum tentu benar. Nah, untuk mengurangi hal-hal yang tidak benar lebih baik membaca rangkuman materi dari blog dosennya sendiri.

Membiasakan Diri Untuk Menulis

Sering tiba-tiba mandeg saat memulai menulis artikel atau dimintai mahasiswa mengisi kolom media kampus? Penyebab terbesarnya adalah karena tidak terbiasa menulis santai dengan gaya berbicara dengan pembaca seperti ngeblog. Ngeblog sangat membantu untuk para dosen yang terbiasa menulis ilmiah untuk menulis kreatif di saat yang tepat. Bahkan materi kuliah juga bisa ditulis dengan gaya naratif seperti sedang kuliah, bukan seperti membaca jurnal ilmiah. Tentu saja, untuk mencapai ke level ini harus membiasakan diri untuk menulis seperti yang diinginkan juga.

[Photo: Pexels]


Intisari Jurnal

Punya catatan hasil bacaan jurnal yang bejibun, tapi kemudian hilang. Suka juga meminta mahasiswa untuk membaca jurnal sampai mereka teler meler-meler, tapi mereka tidak kunjung paham. Alangkah baiknya kalau dosennya sendiri yang membaca, membuat intisari dari bacaan, kemudian mempublikasikan di blog dengan bahasa yang lebih sederhana. Jadi, mahasiswa juga bisa membaca dan lebih mudah memahaminya.

Membangun Jejaring Dengan Blogwalking

Memiliki teman di dunia maya memang menyenangkan. Apalagi jika teman tersebut sehobi dan punya minat yang sama dengan kita. Ngeblog membuka peluang untuk memperluas pertemanan dengan blogger lain dari profesi dan latar belakang berbeda. Hubungan jejaring seperti ini akan memperluas pengalaman dan mempermudah para dosen juga saat melakukan tridarma perguruan tinggi.

Menyimpan dan Merawat Kenangan

Ada kejadian apa hari ini? Ada pengalaman apa hari ini di kampus? Salah satu strategi melwan lupa adalah dengan menuliskannya. Menulis di buku harian memang terjamin kerahasiaannya. Menuliskan menjadi buku juga sangat menarik untuk terus dibumikan. Apalagi jika ada ISBN, kan? Sangat membantu prodi untuk peningkatan angka kredit saat akreditasi. Namun menulis blog akan membuat kenangan itu tersimpan dan kenangan itu terawat secara gratis.

Selain lima alasan itu, bagi saya ngeblog itu juga untuk merawat kewarasan setelah berhadapan dengan ratusan dewasa mula dengan karakter beragam. Terutama di waktu-waktu setiap awal dan akhir semester, itu adalah waktu-waktu rentan saat kesabaran diuji dan emosi mulai labil. Menjadi dosen harus tetap waras, menulis blog adalah cara pintas untuk healing agar selalu waras.

Posting Komentar

0 Komentar