![]() |
[Photo: Pexels] |
“Ngeblog?
Sudah nggak sempat lagi. Rapat ini itu, mempersiapkan materi, bimbing
mahasiswa, semuanya sudah menghabiskan waktu. Kapan sempat nulis blog?” begitu
kata-kata teman saya ketika saya tanyakan apakah dia punya rencana bikin blog, mengingat dia orang yang
cukup aktif di dunia kepenulisan.
Waktu
itu saya langsung diam sambil angguk-angguk. Iya, benar. Meskipun sama-sama
menjadi dosen, tetapi tetap saja kesibukan berbeda-beda. Ada dosen biasa tanpa
tugas tambahan. Ada juga dosen dengan tugas tambahan seperti ketua prodi, ketua
jurusan, dekan, dan lain-lain.
Kesibukan-kesibukan
dosen di kampus menyita waktu luang untuk mengerjakan hobi termasuk hobi
ngeblog. Perkataan teman saya tidak salah, tapi alangkah baiknya kalau dosen
juga menunjukkan sisi aktifnya dalam menulis minimal melalui blog pribadinya.
Seperti kebanyakan dosen-dosen di luar negeri sana. Ceileh!
Di
dunia digital ini, mahasiswa juga tidak lagi seperti zaman saya kuliah. Dimana
posisi dosen itu selalu lebih tinggi daripada mahasiswa. Di era sekarang saya
melihat dosen yang memberi umpan balik hampir maksimal justru terdapat pada
dosen yang merangkul mahasiswanya. Dalam hal ini, dosen yang bisa membersamai
mereka tumbuh dalam serangan teknologi yang semakin maju. Untuk mengajar dan
memberi wadah pun membutuhkan media teknologi.
Blog
memang bisa dimiliki siapa saja, tapi memiliki blog bagi dosen memberikan nilai
lebih untuk para mahasiswa untuk mengintip dan mempelajari apa yang ingin
diminatinya. Yach, minimal blog berisi pengalaman dosennya semasa kuliah lah. Selain
itu, alangkah menariknya jika blog tersebut berisi portofolio dosen dalam
bentuk narasi.
Memang
saat ini mahasiswa lebih menyukai bentuk dalam media audio visual seperti
YouTube, tapi tidak menutup kemungkinan untuk melirik konten berupa teks dan
gambar seperti di blog. Ada juga dosen yang lebih diminati tulisannya daripada videonya.
Saya menemukan beberapa blog dosen yang memiliki pembaca tinggi, tapi sedikit
sekali penonton di kanal YouTube. Ini menandakan masih ada harapan untu dosen
ngeblog.
Jika
alasan tidak sempat itu bisa menjadi pembenaran, maka sebenarnya banyak cara
untuk mengisi blog dosen. Saya sendiri pernah setahun absen dari dunia
blogging. Sampai blog saya nyaris hilang di pencarian google dan akhirnya tidak
saya perpanjang lagi. Selain karena sibuk, waktu itu saya tidak bisa
menyesuaikan konten dengan niche yang saya pilih. Padahal bisa banget untuk
banting setir ke niche yang sekarang, study
and travel.
Rangkuman Materi
Setiap
memberikan tugas menulis paper atau membuat makalah, hampir seluruh mahasiswa
menjiplak dari internet. Ada yang mengambil dari Kompasiana, Blogspot, dan ada
pula terang-terangan mengambil paper
mahasiswa lain yang diunggah ke suatu website
dan hanya diubah namanya. Kondisi ini memprihatinkan sekali. Selain sikap yang
salah, hasil copy paste juga belum
tentu benar. Nah, untuk mengurangi hal-hal yang tidak benar lebih baik membaca
rangkuman materi dari blog dosennya sendiri.
Membiasakan Diri
Untuk Menulis
Sering
tiba-tiba mandeg saat memulai menulis artikel atau dimintai mahasiswa mengisi
kolom media kampus? Penyebab terbesarnya adalah karena tidak terbiasa menulis
santai dengan gaya berbicara dengan pembaca seperti ngeblog. Ngeblog sangat
membantu untuk para dosen yang terbiasa menulis ilmiah untuk menulis kreatif di
saat yang tepat. Bahkan materi kuliah juga bisa ditulis dengan gaya naratif
seperti sedang kuliah, bukan seperti membaca jurnal ilmiah. Tentu saja, untuk
mencapai ke level ini harus membiasakan diri untuk menulis seperti yang
diinginkan juga.
![]() |
[Photo: Pexels] |
Intisari Jurnal
Punya
catatan hasil bacaan jurnal yang bejibun, tapi kemudian hilang. Suka juga
meminta mahasiswa untuk membaca jurnal sampai mereka teler meler-meler, tapi
mereka tidak kunjung paham. Alangkah baiknya kalau dosennya sendiri yang
membaca, membuat intisari dari bacaan, kemudian mempublikasikan di blog dengan
bahasa yang lebih sederhana. Jadi, mahasiswa juga bisa membaca dan lebih mudah
memahaminya.
Membangun Jejaring
Dengan Blogwalking
Memiliki
teman di dunia maya memang menyenangkan. Apalagi jika teman tersebut sehobi dan
punya minat yang sama dengan kita. Ngeblog membuka peluang untuk memperluas
pertemanan dengan blogger lain dari profesi dan latar belakang berbeda.
Hubungan jejaring seperti ini akan memperluas pengalaman dan mempermudah para
dosen juga saat melakukan tridarma perguruan tinggi.
Menyimpan dan Merawat
Kenangan
Ada
kejadian apa hari ini? Ada pengalaman apa hari ini di kampus? Salah satu
strategi melwan lupa adalah dengan menuliskannya. Menulis di buku harian memang
terjamin kerahasiaannya. Menuliskan menjadi buku juga sangat menarik untuk
terus dibumikan. Apalagi jika ada ISBN, kan? Sangat membantu prodi untuk peningkatan
angka kredit saat akreditasi. Namun menulis blog akan membuat kenangan itu
tersimpan dan kenangan itu terawat secara gratis.
0 Komentar